MENYUNTING TATA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH & DAFTAR PUSTAKA


A.    HAKIKAT PENYUNTINGAN KARYA TULIS ILMIAH


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, editing adalah: mempersiapkan karya tulis ilmiah yang siap cetak atau siap terbit (dengan memperhtikan terutama segi ejaan, diksi dan struktur kalimat).

Menurut Agus Supriatna menyunting adalah: suatu kegiatan pemeriksaan kembali suatu tulisan atau naskah sebelum tulisan tersebut di publikasikan.[1]

Menurut Asep Ganda Sadikin Menyunting adalah kegiatan menata atau membenahi tulisan dengan cara mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam tulisan.[2]

Jadi menyunting adalah kegiatan mengoreksi suatu karya tulis ilmiah agar suatu karya tulis ilmiah siap di publikasikan.


B.     CARA DAN MACAM-MACAM PENYUNTINGAN

1.      Cara Penyuntingan
Secara umum, proses penyuntingan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a.            Penyuntingan Secara Redaksional
Proses editing ini mencakup kegiatan kegiatan seperti memperbaiki kesalahan ejaan (tanda baca, tata bahasa, angka, nama, alamat, dan sebagainya) Tujuan akhir proses editing jenis ini adalah agar tulisan tidak hanya memiliki ejaan yang benar dan arti yang jelas, tetapi juga enak dibaca.
b.      Penyuntingan Secara Substansial
Yakni editor memperhatikan data dan fakta agar tetap akurat dan benar. Kegiatan-kegiatan yang dicakup dalam proses pengeditan jenis ini adalah :
Ø  Memperbaiki kesalahan-kesalahan faktual
Ø  Menghindari kontradiksi dan mengedit berita untuk diperbaiki
Ø  Menghindari unsur-unsur seperti penghinaan, dan tulisan yang memuakkan (bad taste)
Ø  Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan seni tata tulisan (tipografi), misal anak judul atau sub judul
Ø  Menulis judul yang menarik
Ø  Memberikan penjelasan tambahan untuk gambar atau tabel
Ø  Menelaah kembali hasil tulisan yang telah dicetak karena tidak menutup kemungkinan masih terdapat kesalahan redaksional dan seubstansial.

Tujuan pengeditan tipe ini adalah untuk membuat tulisan menjadi mudah dimengerti, tetapi juga sistematika tulisan secara keseluruhan tetap terjaga.         [3]


2.      Macam-macam Editing
a.       Editing Isi/ Materi/ Gagasan
Dalam penyuntingan tahap awal ini difokuskan dulu pada isi naskah dan tidak perlu memikirkan ejaan, perhurufan, pengetikan, maupun lay out-nya.
Penyuntingan terhadap isi karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara pengurangan, penggantian, dan penambahan isinya yang relevan dengan topik dan tema kajiannya.
b.      Editing Paragaf
Editing atau penyuntingan terhadap isi/ materi/ gagasan akan berpengaruh pada kepadatan paragaf, sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antar paragaf, ada yang tebal dan ada yang tipis.
Karena itu penulisan antar paragaf dalam sebuah karya tulis ilmiah sangat diperlukan keseimbangannya. Penyeimbangan ini dibutuhkan untuk memenuhi standar estetika buku ketika dilakukan penilian dalam sebuah kompetisi. Paragaf yang terlalu tebal dapat mempengaruhi daya baca seseorang dalam memahami teks.Sebaliknya ketipisan paragaf juga dikhawatirkan tidak mewakili gagasan yang disampaikan penulis.
c.       Editing Ragangan (Outline)
Ragangan harus disusun secara sistematis berdasarkan topik dan sub topiknya. Sistematika ragangan berkaitan dengan urut-urutan dan letak subtopik pembahasan yang akan ditulis.Ragangan dapat saja diubah saat penulisan sedang berjalan atau nanti di akhir penulisan. Mengedit ragangan bisa dengan cara mengurangi, mengganti atau menambahkan sesuai dengan subtopik kajian. Pada dasarnya ragangan yang sudah ditulis sejak awal penulisan harus disesuaikan dengan apa yang dibahas dalam isi/ materi/gagasan dalam buku. Editing ragangan yang terbaik adalah saat finalisasi penulisan, sekaligus dalam menetukan halaman pada daftar isi.


d.      Editing Kebahasaan
Editing ini mencakup perhurufan, penomoran atau angka, lambang, ejaan, dan tanda baca. Editng kebahasaan mempunyai banyak fungsi antara lain, untuk standardisasi sebuah karya tulis ilmiah. Selain itu juga, bahasa dapat menjadi pemanis dalam menambah daya tarik pembaca.Kebahasaan yang dimaksudkan di sini adalah berdasarkan kaidah tata bahasa yang berlaku. Fungsi lain dari ketatabahasaan juga untuk mempercepat pemahaman pembaca terhadap sebuah karya tulis ilmiah.[4]

C.    LANGKAH-LANGKAH PENYUNTINGAN KARYA TULIS ILMIAH

1.      Bacalah setiap kalimat berulang-ulang sampai  mendapatkan esensinya, kemudian tuangkan dalam bentuk yang murni.
2.      Bacalah naskah beberapa kali dengan fokus yang berbeda-beda.
3.      Kenali pola kesalahan yang biasanya kita dapati setelah karya tulis diedit.
4.      Gunakan spelling check pada komputer bila tulisan kita dibuat dalam bahasa Inggris atau bahasa Internasional.
5.      Perhatikan ide utama dan ide pendukung dalam setiap peragaf.
6.      Revisi kalimat-kalimat yang terlalu panjang atau sebaliknya, kalimat-kalimat  yang tidak menggunakan kata sambung, kalimat-kalimat ambigu, dan sebagianya.
7.      Bebaskan kemungkinan adanya pelanggaran seperti pelecehan, fitnah, penghujatan, dan lain-lain.
8.      Bantu tegaskan bahwa setiap informasi yang kita tulis benar dan dapat dipercaya.
9.      Konsultasikan jargon, pengertian atau bagian yang meragukan kepada pihak yang berkompeten.
10.  Gunakan buku tata bahasa, artikel penggunaan tanda baca, internet, dan berbagai sarana lain yang dapat membantu kita dalam melakukan penyuntingan.
11.  Cari pembaca sukarela untuk dimintai masukan.

D.    TUJUAN PENYUNTINGAN KARYA TULIS ILMIAH

1.      Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
2.      Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
3.      Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain.
4.      Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif.

E.     MENYUNTING DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka atau biografi adalah semua sumber yang menjadi rujukan seorang penulis dalam kegiatannya menulis sebuah karya ilmiah. Sumber-sumber tersebut harus dihimpun dalam sebuah daftar yang lazim disebut sebagai Daftar Pustaka atau Biografi atau Kepustakaan dengan fungsi sebagai berikut.
1.      Membantu pembaca mengetahui ruang lingkup studi penulis.
2.      Memberikan petunjuk kepada pembaca yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai tulisan yang dibacanya serta hubungannya dengan tulisan lain yang berkaitan.
3.      Membantu pembaca memilih referensi yang sesuai dengan bidangstudinya.
4.      Sebagai bentuk keterbukaan dan kejujuran penulis mengenai sumbersumber yang dipergunakannya.


Ada beberapa variasi penulisan Daftar Pustaka.
 MLA (The Modern Language Association) dan format APA (American Psycologycal Association). Namun demikian, unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah daftar pustaka pada dasarnya sama. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
Ø  nama penulis,
Ø  tahun terbitan sumber yang bersangkutan,
Ø  judul sumber yang dipakai sebagai referensi, dan
Ø  data publikasi (nama tempat terbit, nama penerbit).
Dalam menyusun Daftar Pustaka, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu:
Ø  baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3--5 ketukan ke dalam,
Ø   jarak antarbaris 1 spasi,
Ø   jarak antarsumber 1,5 atau 2 spasi,
Ø   diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis (bergantung pada gaya selingkung bidang) Untuk nama penulis, penulisannya dalam daftar pustaka berbeda dengan penulisan dalam Catatan kaki. Pada Catatan Kaki, nama penulis tidak dibalik tetapi Daftar Pustaka dibalik, yakni dengan mendahulukan nama belakang karena dianggap sebagai nama keluarga dan dibatasi oleh koma untuk kata
selanjutnya yang dianggap sebagai nama diri seperti contoh berikut.
Format MLA
Caine, Donald B. Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005.
Gennep, Arnold Van. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press, 1992.
Oemarjati, Boen S. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam Memaknai
Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press, 2012.




Format APA
Caine, Donald B. (2005). Batas Nalar. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Gennep, Arnold Van. (1992). The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press.
Oemarjati, Boen S. (2012). “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam
Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press.
Apabila pengarang dalam sumber lebih dari satu orang, maka nama
penulis pertama saja yang dibalik sedangkan nama pengarang kedua tidak.
Apabila penulisnya empat orang atau lebih, maka setelah nama penulis pertama cukup ditulis kata dan ‘dkk’ yang artinya ‘dan kawan-kawan’ yang
dalam istilah Latin adalah et.al. Contoh:
Dua Penulis:
Gustianti, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
Tiga Penulis:
Gustianti, Rina, Syahrial, dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
Empat Penulis:
Gustianti, Rina, dkk. (2005). 2012: Kiamat Tak Jadi Datang. Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.[5]



BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa editing adalah:
Jadi menyunting adalah kegiatan mengoreksi suatu karya tulis ilmiah agar suatu karya tulis ilmiah siap di publikasikan.
Macam-macam Editing :
1.         Editing Isi/ Materi/ Gagasan
2.         Editing Paragaf
3.         Editing Ragangan (Outline)
4.         Editing Kebahasaan
Tujuan menyunting yaitu, mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraf, maupun penerapan kaidah ajaan sesuai EYD. dalam menyunting sebaiknya memperhatikan beberapa langkah yang harus ditempuh

B.     SARAN-SARAN

Penulis sadar bahwa didalam kepenulisan paper yang sangat sederhana ini, dengan judul :”Menyunting tata penulisan karya tulis ilmiah dan daftar pustaka”, pasti banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan di dalamnya, oleh sebab itu, saran dan masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak, demi kepenulisan lebih baik kedepannya. :)


DAFTAR PUSTAKA


Supriatna Agus. 2006 Bahasa Indonesia  (Bandung: Grafindo Media Pratama)
Sadukin Asep Ganda, 2005 Kompeten Berbahasa Indonesia (Yogyakarta: Grafindo Media Pratama)
Santoso Djoko, 2013 Materi Kuliah Bahasa Indonesia  (Jakarta: Direktorat Jedral Pendidikan Tinggi    Komendikbud RI)
Dwiloka, Bambang dan Riana, Rati. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta).
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Rajawali Pers).
Haris Sumadiria, AS. 2004. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media).
HS, Lasa. 2009. Menulis Itu Segampang Ngomong, cet. III, (Yogyakarta: Pinus).
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis, (Jakarta: Erlangga).
Leo, Sutanto. 2010 Kiat Jitu Menulis Dan Menerbitkan Buku, (Jakarta: Erlangga).
Rahmat Rosyadi, A. 2008. Menjadi Penulis Profesional Itu Mudah., (Bogor: Ghalia Indonesia).


[1] Agus Supriatna, Bahasa Indonesia  (Bandung: Grafindo Media Pratama.2006), p.72
[2] Asep Ganda Sadukin, Kompeten Berbahasa Indonesia (Yogyakarta: Grafindo Media Pratama ,2005), p.227
[3] Dwiloka , Teknik Penulis Karya Ilmiah (Jakarta: Pt Renika Cipta ,2005), p.03
[4] Ibid. P,04
[5] Djoko Santoso , Materi Kuliah Bahasa Indonesia  (Jakarta: Direktorat Jedral Pendidikan Tinggi    Komendikbud RI,2013), p.41-43

Komentar